Kerusuhan protes Hari Perempuan di Meksiko

anewsindonesia - Sedikitnya lima belas petugas Polisi dan empat warga Sipil terluka selama demonstrasi Hari perempuan internasional di Mexico City, kata Kementrian Kemanan Publik, ketika ribuan perempuan memprotes kekerasan gender di seluruh negeri.

Kelompok Feminis turun ke jalan di Meksiko pada hari senin kemarin untuk menuntut penghentian pembunuhan dan pelecehan terhadap perempuan, dimana sekitar 10 perempuan dbunuh setiap hari.

Para pengunjuk rasa membawa foto wanita yang dibunuh dan poster dengan kata seperti "Pembunuh wanita di Meksiko" dan "Mereka tidak membunuh saya, tetapi saya hidup dalam ketakutan."

Di Mexico City, para pengunjuk rasa berbaris ke Istana Nasional, tempat kedudukan eksekutif federal, yang sebelumnya telah dipagari, begitu pula sekitar 30 monumen bersejarah di sekitar ibu kota.

Presiden Andres Manuel Lopez Obrador membenarkan pagar itu sebagai cara untuk menhindari kekerasan selama protes, sementara kelompok feminis menggambarkannya sebagai "dinding rasa malu".

"Kami mencintai kehidupan, kami menginginkan perdamaian", kata Lopez Obrador, seorang nasionalis sayap kiri yang menuduh "Konservatif" yang menentang pemerintahnya menyusup ke pawai.

Sekelompok aktivis merobohkan beberapa pagar di sekitar Istana Negara. Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.

Lebih dari 2000 polisi wanita tidak bersenjata dikerahkan untuk menjaga keamanan selama demonstrasi.

"Ada banyak cara untuk memprotes secara damai, termasuk menggunakan suara Anda dan bahkan menghina, tetapi tidak melempar bom, tidak menggunakan palu, tidak membakar barang," kata presiden sebelumnya dalam konferensi pers pagi.

Selain sembilan belas orang yang terluka di Kota meksiko, empat fotografer pers ditahan, dilemparkan ke lantai dan diborgol oleh petugas polisi di sebuah stasiun ketika mereka dalam perjalanan untuk meliput pawai tersebut.

Kementrian Keamanan Publik mengatakan bahwa petugas yang memberi perintah untuk menangkap para wanita tersebut telah ditangguhkan, seperti yang telihat semua polisi dalam vidio yang beredar di media sosial.

Lebih dari 3700 wanita dibunuh di Meksiko tahun lalu. termasuk sekitar 967 kasus yang diklasifikasikan sebagai pembunuhan berbasis gender, atau pembunuhan wanita. Laporan kekerasan dalam rumah tangga juga meningkat selama pandemi Virus corona.


Protes serupa juga dilaporkan dari negara lain di kawasan. Ada laporan tentang kerusuhan dan bentrokan dengan polisi di beberapa tempat.

Di Ibu kota Kolombia, Bogota, jendela pecah dan Bom Molotov dilemparkan, menurut rekaman vidio yang diunggah ke media sosial.

dan ada demonstrasi besar-besaran di Santiago de Chile dan ibu kota Argentina, Bouenos Aires.


Menyukai Anonymous News Indonesia ? Follow Twitter dan Instagram kami agar tidak ketinggalan postingan terbaru dari kami.